Kalau Remaja Berlebihan Mengonsumsi Kafein Ini Akibatnya
Kafein adalah zat alkaloid yang di temukan pada berbagai jenis tanaman terutama tanaman kopi, cola, teh dan lain sebagainya. Kafein berfungsi sebagai zat stimulan untuk sistem syaraf pusat, zat perangsang serta dapat menangkal katuk dan mengembalikan kewaspadaan. Tetapi efek sampingnya, kafein memiliki potensi menyebabkan penyimpangan kromoson yang bersifat mutagenik.
Untuk remaja, kandungan kafein yang dapat ditoleransi tubuh per harinya sekitar 100 miligram. Ini berbeda dengan tubuh orang dewasa yang mampu mencerna kafein hingga 400 miligram. Menurut Akademi Pediatri Amerika, anak-anak yang usianya masih di bawah 12 tahun sangat tidak disarankan mengonsumsi kafein.
Mengonsumsi kafein tetap harus memerhatikan takaran. Apalagi pada remaja, kandungan kafein dalam tubuh mesti dikontrol. Banyaknya kafein pada tubuh akan merugikan kesehatan mereka. Kafein ini mudah ditemukan pada kopi, teh, cokelat, soda, dan minuman berenergi.
Memasukkan kafein berlebih pada tubuh memberikan berbagai efek samping cukup banyak. Misalnya insomnia, gelisah, mudah marah, naiknya denyut jantung, tremor otot, sakit perut, nyeri kepala, susah fokus, sampai naiknya tensi. Jika konsumsi kafein tinggi dilakukan secara kontinyu, dimungkinkan menimbulkan risiko penyakit lebih serius.
“Orangtua tidak bisa selalu mengontrol apa yang dimakan anak, tapi bisa memberi edukasi mengenai batasan konsumsi kafein kepada mereka serta membiasakan minum air putih dan susu yang lebih sehat,” kata Amy Morin selaku pemerhati kesehatan remaja dan penulis buku 13 Things Mentally Strong People Don’t Do, seperti dikutip laman Republika.
Meski demikian, efek tubuh pada kafein yang dialami orang dewasa dan remaja berbeda. Pada tubuh remaja, kafein memengaruhi masalah pada mental dan fisik, jumlah kalsium menurun, hingga hadirnya gangguan jantung. Pada remaja pria, respons terhadap kafein lebih besar ketimbang remaja perempuan.